Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Primbon

Paribasan Kejawen

Adigang Adidung Adiguno Adiwacara. Menyombongkan apa pun yang dimilikinya Adigang,adigung,adiguna. Merasa paling kuat, merasa paling agung, merasa paling penting Aja dumeh wong gedhe. Jangan mentang-mentang jadi pembesar Ajining diri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana. Nilai diri terletak di mulut, nilai fisik terletak pada pakaian Ala lan becik iku gandhengane, kabeh kuwi saka karsaning Pangeran. Buruk dan baik itu saling berkaitan, semua itu atas kehendak Tuhan. Alon-alon waton kelakon. Pelan-pelan saja asal berhasil Ana catur mungkur. Ada adu mulut/ pertentangan selalu dihindari Anak polah bapa kepradah Tingkah polah anak, orang tua ikut menanggung akibatnya Asu gedhe menang kerahe. Pangkat tinggi, pasti lebih menang dalam berperkara

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Ramalan Jayabaya I

Joyoboyo Tulisan ini mencoba mengenalkan tentang salah satu karya agung bangsa kita (local genius) Prabu Jayabaya, Raja Kediri thn-1135 M dalam “Serat Jangka Jayabaya” yang mampu memprediksi kejadian-kejadian jauh melampaui jamannya . Disebut Jangka karena seperti alat jangka yang mampu menarik /mengukur jarak secara tepat , maksudnya waktunya. Tidak hanya bersifat ramalan, tetapi akurat. Untuk menterjemahkan dan menafsirkan Serat ini, perlu perenungan akan filosofi kehidupan dan seperti alam pemikiran orang Jawa dahulu yang sarat akan spritualisme. Terlepas dari percaya tidak percaya,suka tidak suka mengenai ramalan, setidaknya tulisan ini semoga bisa menambah wacana kita. PETIKAN SERAT JANGKA JAYA BAYA SEBAGAI BERIKUT : (Petikan ini saya terjemahkan menurut bahasa yg sy ketahui, dan ditafsirkan sesuai perenungan saya dan masukan dari para pinisepuh tanah Jawi) Mbesuk jen wis ana kreta mlaku tanpa turangga Tanah Djawa kalungan wesi, Prahu mlaku ing a duwur awang2. Kali pada ilang

Tipe Wanita Jawa Ideal menurut Kamasutra Jawa

Tipe Wanita Jawa Ideal menurut Kamasutra Jawa Jawa Klenik, Primbon Masyarakat Jawa Kuno telah mengenal dua macam tipe wanita yang pantas dinikahi: 1. Tipe Padmanagara Tipe ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. lambe iwir manggis karengat (bibir bagaikan buah manggis terbuka) b. liringe sor madu juruh (kerling matanya mengalahkan manisnya juruh madu) c. sor tang nyuh danta santene (payudaranya mengalahkan kelapa gading) d. wangkong iwir limas angene (pantat bagai limas yang baik) e. wentis iwir pudak angrawit (betis bagai bunga pudak yang mempesona) f. dalamakan gamparan gading (telapak kaki seperti gamparan gading) g. adege padmanagara (tubuhnya seperti padmanagara) h. lumampah giwang lan gangsa (lenggangnya beralun senada gamelan, seperti seekor angsa) i. panepi iwir patrem konus (pinggang bagai patrem terhunus) j. pupu iwir pol ginempotan (paha bagai daun palma yang diserut halus). 2. Tipe Nariswari Tipe ini memiliki ciri-ciri: murub rahasyanipun (menyala rahasianya). Ciri-ciri