Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Candi

Ratusan Umat Padati Oesyiki Buddha, Candi Budha, Bubakan, Girimarto, Wonogiri

Dok Polsek Girimarto TUMPENG RAKSASA—Arak-arakan tumpeng raksasa dibawa menuju lokasi sebelum diperebutkan dalam acara Oesyiki Buddha, Minggu (15/10/2017). WONOGIRI- Ratusan umat Buddha menghadiri kegiatan keagamaan Oesyiki di Vihara Vimalakirti, Dusun Buling, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Minggu (15/10/2017). Kegiatan keagamaan Oesyiki tersebut dihadiri sekitar 420 umat Budha. Tidak hanya dari Wonogiri, mereka berasal juga dari Semarang, Purwodadi, Salatiga, Yogyakarta dan daerah lain di eks Karesidenan Surakarta. Ketua panitia acara, Pandita Parmin, Minggu (16/10) mengatakan, rangkaian acara Oesyiki sudah dimulai secara internal sejak beberapa hari sebelumnya. Puncak kegiatan pada Minggu itu berupa tumpengan Nusantara dengan membawa sejumlah tumpeng raksasa.“Tumpangan melambangkan keragaman di Nusantara dan sebagai wujud rasa syukur kepada alam semesta dan Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kehidupan sehari-hari,” kata dia. Tumpeng berisi aneka hasil bu

Vihara Damma Sundara, Pucang Sawit, Surakarta

Vihara Damma Sundara vihara damma sundara Vihara Damma Sundaramerupakan vihara terbesar di Solo. Bangunan yang terletak di Pucang Sawit, Kecamatan Jebres tersebut terdiri dari 4 bagian. Bangunan utama, terletak persis di tengah area viharatersebut yang luasnya 2 hektar lebih. Bangunan tersebut terdiri dari dua lantai dengan fungsi yang berbeda. Secara resmi vihara tersebut dibuka tahun 2002. lantai pertama merupakan gedung serbaguna, yang meliputi kantor sekretariat sekaligus pusat administratif Lantai dua, merupakan altar persembahan yang digunakan oleh jemaat Buddha dalam melakukan peribadatan. tahun 2004 dibangun sebuah candi tepatnyadi kiri luar bangunan utama. Candi tersebut kemudian dinamai Sundoro, tokoh pendiri vihara tersebut. Di dalam candi itu pula abu kremasi (relik) mendiang disimpan. Tepat disamping pintu masuk candi  berdiri tegak patung pendiri vihara, Sundara Hosea

Ternyata, Banten Juga Miliki Bangunan Serupa Candi Borobudur

Senin, 3 Maret 2014 - 14:10 wib Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten (Foto: Joseph/Okezone) JAKARTA- Bukan hanya Yogyakarta yang identik dengan Candi Borobudurnya, ternyata Banten pun memiliki bangunan yang sama berbentuk punden berundak. “Sebelum situs Gunung Padang ramai, sebeenarnya kita juga punya yang seperti itu,” kata Endrawati, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, saat ditemui Okezone di kantornya, belum lama ini. Situs tersebut berbentuk punden berundak Lebak Sibedug. Situs ini terletak di kawasan Lebak Sibedug yang merupakan hasil peninggalan masa prasejarah yang terletak di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. Hal serupa juga ditambahkan Tasrief Adrianto selaku Kasi Museum Negeri Banten yang mengatakan bahwa situs ini benar-benar serupa seperti Candi Borobudur. “Bagian dari situs ini makin ke atas makin mengerucut. Mirip dengan Borobudur,” katanya di tempat yang sama.

Eksplorasi Pesona Majapahit di Kaki Arjuna- (Candi Laras,Candi Gambir )

Disbudpar(newsroom) : Pesona Gunung Arjuna seakan tak pernah habis untuk dieksplorasi. Ya.. gunung api tua dan sudah tidak aktif ini menyimpan berbagai keindahan mulai dari wisata alam, budaya, hingga wisata arkeologi. Yang terakhir disebut merupakan salah satu pesona peninggalan budaya zaman kerajaan Majapahit. Penemuan terbesar yang menandai eksplorasi pesona majapahit diawali pada Juni 1988. Secara berturut-turut, misteri lereng Arjuna mulai terungkap dengan ditemukannya bangunan persajian, batu perdupaan, bangunan berundak, arca batu, wadah batu dan gua pertapaan, yang diperkirakan dibuat pada 1400-an. Hal ini ditunjukkan dengan angka tahun 1364 Saka atau 1442 Masehi yang terpahatkan di balok batu Candi Laras atau Candi Gambir di ketinggian kurang lebih 1400 m.dpl. (koordinat 7°45''53"S 112°35''26"E). Umumnya arca-arca yang tersebar di sekitar lereng hanya menggambarkan manusia biasa dan tidak mengikuti pedoman

Candi Prambanan II

Candi Prambanan II Pada dinding tubuh candi Siwa ini terdapat relief dewa-dewa penjaga 8 mata angin (Astadikpalaka), yang candi-candinya ada di halaman I tersebut terdahulu. Salah satu dewa Astadikpalaka, yaitu Kuwera dengan empat pengiringnya Peripih adalah prana-pratistha Perlu dikemukakan disini bahwa candi-candi Hindu pada umumnya mempunyai pendaman berupa peripih yang diletakkan di dalam sumuran yang ada di bawah lapik arca pada bilik utama. Candi Siwa sumurannya sedalam 13 meter. Ketika sumuran candi Siwa digali, sedalam 5,75 meter terdapat peti tempat peripih dari batu berisi manik-manik tercampur arang dan tulang2 binatang yang dipakai upacara yaitu kambing dan ayam, batu2 akik, inskripsi dan sebagainya. Peripih merupakan prana.pratistha, yaitu memberi “kekuatan hidup” pada bangunan candi tersebut, sehingga layak menjadi dewagrha (rumah dewa). Di samping di sumuran ada pula peripih di bagian2 candi lainnya, mungkin seperti halnya di Bali, penanaman peripih diadakan dua kali, ya

Candi Borobudur

LETAK CANDI Berbagai peninggalan sarana ritual agama Hindu maupun agama Buddha banyak ditemukan di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Sarana ritual tersebut berupa bangunan suci yang disebut candi, berbagai kolam suci yang disebut patirthan dan gua-gua pertapaan. Salah satu peninggalan yang sangat penting tidak saja bagi umat Buddha tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia adalah sebuah bangunan suci yang dikenal sebagai candi Borobudur, yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia (World Heritage) pada tahun 1991. Candi ini terletak didesa Bumisegoro, dekat Magelang, disebuah bukit yang ada di antara bukit Dagi dan sebuah bukit kecil lainnya, dan di sebelah selatan bukit Menoreh. Kira-kira 2 kilometer sebelah timurnya terdapat pertemuan dua buah sungai yaitu sungai Progo dan sungai Elo. Menarik perhatian adalah bahwa candi Borobudur terletak pada satu garis lurus dengan dua candi Buddha lainnya, yaitu candi Pawon dan candi Mendut. Menurut beberapa pendapat hal ini terkait

Tempat Suci Masa Majapahit I

Tempat Suci Masa Majapahit I SEJARAH SINGKAT KERAJAAN MAJAPAHIT. (foto1).Gapura Bajang Ratu Trowulan Majapahit sebuah kerajaan besar yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 Masehi di sebuah hutan Trik yang diperkirakan berlokasi di Trowulan sekarang.(foto 1) Sebuah kerajaan agro-maritim, yang hidup dari pertanian dan perdagangan sekaligus. (foto 2.) Berdasarkan data artefaktual, dan data tekstual yaitu prasasti, karya sastra Jawa Kuna/Jawa Tengahan, serta berita2 Cina, kerajaan ini berakhir sekitar abad XVI. (foto2).Relief pada umpak di Trowulan, perempuan menanam padi Keruntuhan kerajaan ini pertama disebabkan oleh perang saudara, perebutan kekuasaan, dan kedua karena bencana alam gunung meletus. Menurut penelitian Dr Sartono dan Bandono dari ITB (1995), setelah raja Hayam Wuruk wafat, telah terjadi delapan kali letusan gunung Kelud yang sangat merugikan kehidupan di Majapahit. Sejarah Majapahit ini dimulai ketika Raden Wijaya, menantu raja Krtanagara raja terakhir kerajaa